Selamat Datang di Blog Sederhana Kami DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TULANG BAWANG Disini Tempat Penuh Kreatifitas, Tempat Orang-Orang Pekerja Keras

Rabu, 12 Oktober 2016

Budidaya Kerang Dara Yang Menjanjikan di Sungai Burung


Apreseasi layak diberikan kepada para nelayan Pesisir Pantai Laut Kabupaten Tulang Bawang di Kampung Sungai Burung kecamatan Dente Teladas.

Pasalnya sejak diberlakukannya Peraturan Menteri (Peraturan Menteri) Kelautan dan Perikanan tentang larangan pengunaan alat penangkapan ikan berupa Pukat Tarik, Seine Nets, Pukat Hela atau Jaring Troll dan sejenisnya, yang diundangkan 9 Januari 2015, serta dengan ketatnya pengawasan dari Polisi Air dan Udara (Polairud) maupun Polisi Penyidik Dinas Kelautan dan Perikanan (PPNS DKP), membuat nelayan setempat dengan kesadarannya sendiri telah berupaya meninggalkan cara tangkap ikan yang dilarang oleh pemerintah, demi kelestarian ekosistem alam.

Mereka pun kini telah beralih untuk menekuni usaha perikanan lainnya. Seperti membudidayakan berbagai jenis spesies hewan-hewan laut. Dimana satu diantara budidaya tersebut yang saat ini menarik minat masyarakat nelayan Sungai Burung yaitu Budidaya Kerang Dara, yang hasilnya dinilai cukup menggiurkan untuk meraup rupiah untuk kebutuhan hidup mereka.

Kepala Kampung Sungai Burung, M Jamal, yang mengatakan bahwa masyarakat Kampung Sungai Burung terus mengembangkan Budidaya Kerang Dara, karena selain tidak ada peraturan yang melarang, hanya dengan bermodal waring dan bibit, usaha budidaya ini mampu meraup penghasilan yang dinilai sebanding dengan menangkap hasil laut dengan Jaring Troll.

"Perlu diketahui, kerang termasuk komoditas laut yang mudah dibudidayakan. Ada berbagai macam jenis kerang yang ada di perairan Indonesia, namun kerang yang sering dibudidayakan adalah jenis kerang Dara. Kegiatan budidaya yang baru ditekuni dua tahun terakhir oleh masyarakat Sungai Burung semenjak dikeluarkannya Permen beberapa tahun lalu, membuat nelayan perlahan beralih profesi, sebab harga dan nilai jual Kerang Dara cukup menjanjikan," jelasnya ketika diwawancarai oleh wartawan, Senin, 10 Oktober 2016.

Dengan umur budidaya yang juga tidak terlalu lama, kisaran antara 3 bulan sampai 4 bulan dari masa tebar, Kerang Dara sudah dapat dipanen, membuat masyarakat Sungai Burung rata-rata tertarik untuk membudidayakan kerang ini. Untuk bibit Kerang Dara, dipasok dari Palembang dan ada pula berasal dari daerah perbatasan antara Tulang Bawang dan Mesuji di daerah Teluk Gedung, dengan harga Rp.2500 sampai Rp.3000 per 1 Kg. Kemudian untuk harga siap panen pembudidaya menjual kisaran Rp.8.500 sampai dengan Rp.9.000 per 1 Kg.

"Untuk pembeli rata-rata pemasarannya ada dari Kampung terdekat Mahabang, Rawa Jitu, dan ada juga dari Palembang dan dari pulau Jawa seperti Jakarta, bahkan seringkali ada dari luar negeri, seperti dari Hongkong dan Taiwan,” kata Kepala Kampung Sungai Burung, M Jamal.

Dengan semakin banyak pembeli yang datang, akan semakin naik harga kerang saat dipanen. Namun untuk ekspor ke luar negeri, Jamal mengungkapkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi adalah bagaimana cara mempertahankan agar kerang dara tetap hidup dalam waktu yang lumayan lama jika diekspor.

“Karena seperti beberapa waktu lalu ada orang dari luar negeri, seperti orang Cina, ia membeli sekitar 5 Kwintal. Namun sepertinya tidak kena, karena sampai di Hongkong, semua kerang telah mati. Jadi belum tau cara bagaimana membawa ke luar negeri dan tetap segar, sehingga saat ini hanya dari Palembang dan Jakarta semua hasil panen itu langsung dikirim menggunakan kapal ke luar Lampung,” urainya.

Lebih lanjut kata Jamal, Budidaya Kerang Dara merupakan salah satu pilihan tepat masyarakat setempat, karena air laut di Kampung Sungai Burung tidak terpengaruh dengan curah air hujan, jadi tidak ada istilah air payau, air di Kampung Sungai Burung sepanjang tahun selalu asin.

"Kerang Dara tidak boleh air tawar, sementara seperti di Kuala Mesuji dan Kuala Tuba, itu sering turun air tawar dari daratan, membuat air jadi payau, sehingga Kerang Dara tidak hidup. Jadi memang harus air asin full, kadar garamnya tinggi, jadi ya tidak ada musim kalau di Sungai Burung, selalu asin. Sehingga yang penting ada bibit, hampir semua masyarakat Sungai Burung, atau sekitar 90 persen, nelayan yang sering ngetroll itu sudah tidak tertarik lagi. Lebih tertarik kepada kerang Dara, karena tidak diberikan pakan, cuma ditutup pakai waring di pinggir laut," paparnya.

"Dengan proses pembiakan alami tinggal menunggu waktu, 2 sampai 3 bulan panen, dan jika ingin lebih besar 7 sampai 8 bulan panen, dan hama tidak ada, sehingga kalo mau rugi itu cuma jarang-jarang, paling mentok kembali modal tetap untung meski sedikit," imbuh pria yang akrab disapa Daeing Jamal, Kepala Kampung yang akan pensiun bulan Maret tahun 2017 itu.

Dijelaskan lagi olehnya, bahwa saat ini untuk lahan pembudidayaan Kerang Dara di Kampung Sungai Burung, sudah mencapai ratusan hektar, sehingga saat panen raya di kampung wilayah Kecamatan Dente Teladas ini, mampu menghasilkan paling sedikit sekitar 600 ton setiap tahunnya.

"Nilai jual ekonomis dan tidak terlalu membutuhkan modal yang besar. Hal ini yang menjadi daya tarik masyarakat untuk berbudidaya Kerang Dara. Maka dari itu, saya berharap kepada Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang, khususnya melalui Dinas Kelautan dan Perikanan agar dapat melakukan pembinaan terhadap masyarakat pembudidaya Kerang Dara. Pasalnya masyarakat (Sungai Burung) selama ini hanya mengandalkan hasil tangkapan laut saja,” ujarnya.

Dengan dikembangkanya budidaya kerang Dara ini, menurut Daeing Jamal, menjadi salah satu sektor laut yang menjanjikan bagi masyarakat di daerahnya. Artinya masyarakat tidak lagi harus tergantung dengan hasil tangkapan saja, akan tetapi budidaya dapat diandalkan sebagai penopang hidup masyarakat Nelayan Tulang Bawang.



“Masyarakat sudah belajar mandiri, autodidak untuk pengembangan budidaya Kerang Dara. Namun jika ada keterlibatan pihak Dinas terkait upaya bagaimana pembudidayaan yang benar, selain itu membekali materi lainnya, maka diharapkan ratusan pembudidaya kerang Dara nantinya dapat menjadi pembudidaya yang lebih sukses," harapan Kepala Kampung Sungai Burung M Jamal. *** (fr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar